Selasa, 04 November 2014

Stratifikasi Sosial

08.45

STRATIFIKASI SOSIAL



Pengantar

Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratifikasi  sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratifikasi yang terbuka, karena dalam sistem stratifikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan kalau stratifikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan. Hal itu dapat dibuktikan dalam sistem kasta, misalnya: seorang yang lahir dari keturunan brahmana maka selamanya dia hanya bisa berinteraksi dengan sesama kasta brahmana. Stratifikasi sosial berbeda dengan kelas sosial, akan tetapi kedua istilah ini sering kali dipergunakan secara bergantian hingga dalam beberapa bagian bisa menjadi rancu. Stratifikasi sebenarnya lebih merujuk pada pembagian kelompok orang kedalam tingkatan atau strata yang berjenjang secara vertikal. Sementara itu istilah kelas sebenarnya lebih sempit dari stratifikasi sosial. Istilah kelas lebih merujuk pada satu lapisan atau satu strata tertentu dalam sebuah constratifikasi sosial. Kelas sosial, dengan demikian cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya  memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap, dan perilaku sosial yang secara umum sama. Dalam staratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat, bahwa seseorang dalam masyarakat dapat memiliki beberapa kedudukan sekaligus, akan tetapi biasanya salah satu kedudukan itu salah satunya menonjol itulah yang merupakan kedudukan yang utama, sering kali kedudukan-kedudukan yang diperoleh seseorang tidak jarang terjadi pertentangan-pertentangan atau konflik antara kedudukan yang satu dengan kedudukan yang lain, yang dalam sosiologi dikenal dengan istilah status conflict. Seiring dengan adanya konflik antara kedudukan-kedudukan, maka ada juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antar individu dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakan (role distance). Role disatance terjadi apabila si individu merasakan dirinya tertekan karena merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan masyarakat kepadanya, sehingga tidak bisa melaksanakan perannya denagn sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.  

Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi menurut para ahli

  • Soerjono Soekanto : Stratifikasi sosial pasti terjadi di dalam setiap masyarakat dimanapun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.

  • Pitirim Sorokin : stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkies). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah


Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial

  Dalam teori sosiologi unsur-unsur sistim pelapisan sosial dalam masyarakat adalah :

1. Kedudukan (status)

Kedudukan merupakan salah satu unsur pokok dalam sistim stratifikasi dalam masyarakat. Kedudukan seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status).
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Kedudukan sosial tidak hanya kumpulan kedudukan kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tetapi kedudukan sosial mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda.

Menurut Pitirim Sorokin, untuk mengukur status dapat dilihat dari :

  • Jabatan / pekerjaan
  • Ilmu pengetahuan
  • Kekayaan
  • Agama
  • Politis , keturunan


Menurut Soerjono Soekanto , dimensi stratifikasi sosial meliputi :

  • Kekayaan
  • Kekuasaan
  • Ilmu pengetahuan
  • Kehormatan
  • Kesolehan
  • Agama


 2. Peran (role)

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan artinya, seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran menyangkut 3 hal :

  1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat
  2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan individu dalam masyarakat
  3. Peran merupakan sebagai perilaku indidvidu yang penting dalam struktur sosial

Macam-macam peran (atas dasar pelaksanaannya):

  1. Peran yang diharapkan

          Contoh : hakim, diplomatik, protokoler, dll

     2. Peran yang disesuaikan

         Peran yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat. Peran ini 
         sifatnya lebih luwes

Macam-macam peran (atas dasar cara memperolehnya):

  1. Peran bawaan (ascribed roles)

          Yaitu, peran yang diperoleh secara otomatis tanpa melalui usaha.
          Contoh : peran ayah , peran ibu

     2. Peran pilihan (achieved Roles)

         Yaitu , peran yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri
         Contoh : seseorang yang memutuskan untuk kuliah di UNAIR

Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi 3, yaitu :

  1. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, tanpa usaha, serta kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran. Misalnya : dalam sistem kasta, seorang anak dari kasta Brahmana juga akan memperoleh kedudukan demikian.
  2. Achieved Status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan bukan diperoleh karena kelahiran. Misalnya : orang biasa menjadi dokter asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
  3. Asigned status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena jasa-jasanya . Kedudukan ini terkait dengan achieved status Misalnya : Pahlawan nasional

 Macam-Macam Stratifikasi Sosial

  1. Stratifikasi Sosial Tertutup, yaitu stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat     tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
  2. Stratifikasi Sosial , yaitu sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mndapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

 Faktor Determinan Stratifikasi dan ketidaksamaan Sosial

Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi determinan stratifikasi sosial memang relatif beragam, yakni: dimensi usia, jenis kelamin, kelompok etnis/ ras, dan sebagainya. Berbagai dimensi ini memiliki kadar pengaruh sendiri-sendiri dalam pembentukan stratifikasi sosial.
Menurut Jeffris dan Ransford, di dalam masyarakat pada dasarnya bisa dibedakan menjadi 3 macam stratifikasi sosial:

  1. Hierarki kelas, yang dasarnya pada penguasaan atas barang dan jasa.
  2. Hierarki kekuasaan, yang didasarkan pada kekuasaan.
  3. Hierarkis status, yang didasarkan atas pembagian kehormatan dan status sosial


 Pengertian Konflik dan Role Distance

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pasti memiliki kedudukan yang lebih dari satu, akan tetapi dengan adanya berbagai kedudukan yang dimiliki seseorang tidak jarang terjadi berbagai pertentangan ataupun konflik antara kedudukan yang satu dengan yang lainnya, dalam sosiologi inilah yang dinamakan dengan Konflik Status.

Seiring dengan konflik antar kedudukan, maka ada juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antara individu dengan perannya, hal ini dinamakan dengan (role distance). Role distance terjadi karena seseorang merasa tertekan dengan peran yang dimilikinya, karena dirinya merasa peran yang dimiliki tersebut tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.

Contoh Stratifikasi Sosial di Lingkungan Masyarakat

Stratifikasi sosial yang kami identifikasi yaitu : Stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat petani yang ada di desa Ringinanyar kec.Ponggok kab.Blitar. Dalam stratifikasi sosial ini terdapat struktur sosial yang menentukan peranan dari masing-masing individu. Struktur sosial yang terbentuk dari stratifikasi sosial itu yaitu dimulai dari lapisan atas yaitu pemilik tanah (juragan tanah). Juragan tanah ini sebagai pemilik lahan sawah yang digarap oleh petani pada stratifikasi sosial ang ada dibawanya. Peranan dari juragan tanah ini sebagai penyedia tanah dan hanya bertugas sebagai pengonrol pelaksanaan kegiatan pertanian . Kemudian di lapisan bawahnya lagi yaitu mandor petani. Tugas dari mandor sebagai pemimpin atau wakil juragan tanah yang terjun langsung dilapangan . Peranan dari Mandor ini yaitu mengawasi para petani pengarap secara langsung diladang sawah yang digarap . Sehingga mandor ini bertugas sebagai penegur dan pembimbing langsung para petani yang bekerja. Kemudian stratifikasi sosial yang paling bawah dalam masyarakat petani ini yaitu petani penggarap atau yang biasa disebut dengan buruh tani. Buruh tani bekerja secara langsung sebagai pelaksana proses pertanian yang dimulai dari kegiatan mencanggkul tanah agar tanah tersebut gemur dan siap ditanami tanaman . Kemudian melaukan proses penanaman tanaman pertanian. Selanjutnya melauka perawatan yang telah ditanam tadi seperti melakukan pengairan , penyiangan (mencabuti rumput) , pemberian pupuk , dan penyemprotan hama . Inilah sratifikasi sosial pada masyarakat pertanian yang kami teliti dari lapisan atas dimulai dari pemilik tanah yang peranannya sebagai penyedia lahan , mandor yang perananya sebagai pemimpin kegiatan pertanian dan petani penggarap yang berperan sebagai pelaksana proses pertanian.

Contoh Berbagai Bentuk Stratifikasi Sosial di Lingkungan Sekitar

Bentuk stratifikasi sosial yang kami identifikasi  dilingkungan sekitar berupa sratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi terbuka . Contoh stratifikasi sosial tertutup yang kami identifikasi yaitu sistem kasta yang terdapa pada masyarakat hindu di kecamatan ponggok .Kasta yang menduduki strata teratas yaitu kasta Brahmana . Peran dari kasta Brahmana ini sebagai penyebar agama dan penguat agama yang ada di masyarakat  . Kemudian strata yang ada dibawahnya lagi adalah kasta Ksatria . Peranan dari kasta Ksatria yaitu sebagai pendekar pelindung umat . Selanjutnya kasta yang ada diawanya lagi yaitu kasta Waisya . Perana dari kasta Waisya yaitu sebagai pedagang besar atau pemilik tanah (orang-orang kaya ) yang memperkerjakan kasta. Struktur sosial yang terjadi pada masyarakat hindu ini bersifat tertutup karena antar satu lapisan dengan lapisan lain tidak bisa berpindah dan hanya berdasarkan pada keturunan.
Contoh stratifikasi terbuka yang kami amati di lingkungan sekitar, yaitu : struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar. Di sekoalh dasar struktur teratas dipegang oleh epala sekolah. Dan kepala sekolah ini mempunyai peran sebagai pengatur jalannya seluruh proses yang terjadi di sekolah tersebut serta bertanggung jawab pada proses pelaksanaanya. Kemudian dibawahnya dipegang oleh wakil kepala sekolah yang berperan sebagai pengganti tugas kepala sekolah apabila kepala sekolah berhalangan dalam menjalankan tugasnnya dan membantu seluruh proses kegiatan disekolah . Selanjutnya dibawah wakil kepala sekolah dipegang oleh guru . Guru bertugas atau berperan sebagai pelaksana proses belajar mengajar di sekolah . Kemudian struktur yang ada dibawahnya lagi dipegang oleh anggota tata usaha yan berperan membantu kegiatan administrasi. Struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar ini bersifat terbuka karena kedudukan seseorang dapat berpindah contohnya dari guru menjadi seorang kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dengan melanjutkan studi dan mengikuti tes kepala sekolah.

Contoh Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial yang Ada di Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar yang kami identifikasi stratifikasi sosialnya yaitu : Dalam perangkat desa unsur-unsur stratifikasi sosial yang ada berupa status dan peranan dari masing-masing perangkat yang berbeda . Status lapisan teratas dipegang oleh kepala desa yang berperan sebagai pengatur dan penanggung jawab seluruh kegiatan atau proses yang terjadi di lingkungan desa. Kemudian status selanjutnya dipegang oleh wakilnya yang biasa dipanggil dengan sebutan Carik yang berperan mengantikan tugas kepala desa apabila kepala desa mengalami halangan . Selanjutnya  kedudukan diawah carik dipegang oleh Mudin . Mudin ini mempunyai peranan sebagai pengingat atau bagian woro-woro (bagian humas) dari kebijakan yang dibuat kepala desa yang akan disampaikan pada masyarakat melalui RW atau RT setempat. Lapisan sosial dibawahnya dipegang oleh RW yang bertugas atau berperan sebagai pengayom bagi warga atau pengemban tugas yang disampaikan dari mudin kepada masyarakat setempat langsung ataupun melalui RT , sedangkan RT adalah lapisan dibawah RW yang berperan sebagai pengatur dan pegemban tugas yang disampaikan oleh RW secara lagsung kepada masyarakat.

Contoh Determinasi Stratifikas Sosial dan Ketidaksamaan Sosial di Lingkungan Masyarakat

Faktor determinasi yang kami jadikan contoh yaitu faktor jenis kelamin. Di desa ringinanyar terdapat determinasi yang di pengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam pemilihan ketua rt/rw di desa ini tidak di pilih secara demokratis oleh masyarakat melainkan di tunjuk langsung oleh kepala desa dan harus seorang laki-laki karena menurut kepala desa seorang laki-laki adalah pemimpin dalam suatu masyarakat sehingga dalam hal ini jenis kelamin dapat menentukan status dan peranan seseorang yang menjadikan ketidaksamaan sosial antara laki-laki dan perempuan di desa tersebut.

 Contoh Konflik Status dan Peranan di Lingkungan Masyarakat

Konflik status dan peranan yang kami amati di lingkungan sekitar yaitu sekitar 3 bulan yang lalu di desa ringinanyar diadakan pemilihan kepala desa baru dan yang menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan kepala desa tersebut adalah anak dari kepala desa yang lama. Dan sebelum kepala desa yang baru terbentuk, kepala desa yang lama harus mengatur, menjaga, dan berbuat adil dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa yang baru mulai dari himbauhan kepada masyarakat agar memilih sesuai dengan hati nurani dan tidak boleh terprovokasi. Itu adalah peranan yang wajib dilakukan sebagai kepala desa namun disisi lain dia juga mempunyai status sebagai seorang bapak yang mempunyai peranan untuk menjaga dan mendukung anaknya sehingga dari sini ada konflik status namun pada kenyataannya yang kami teliti kepala desa tersebut membantu anaknya dengan menghimbau masyarakat agar mendukung anaknya secara diam-diam.
Konflik status tersebut dialami oleh kepala desa dari strata paling atas di desa tersebut yang disebabkan karena dia mempunyai peranan ganda sebagai ayah dan sebagai kepala desa dan mengakibatkan kepala desa tersebut harus memenuhi kedua tuntutan itu. Dan dalam hal ini kepala desa itu mendukung anaknya secara diam-diam agar dimata masyarakat peranannya sebagai kepala desa dapat terlaksana dengan baik dan peranan sebagai ayah juga terlaksana.


  

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Sosiologindo. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top