Minggu, 02 November 2014

21.31

KELOMPOK SOSIAL


Kelompok Sosial Menurut Para Ahli

Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

Menurut George Homans
Kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik.

Klasifikasi Kelompok Sosial

Klasifikasi Menurut Cara Terbentuknya

a. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan

Ciri-ciri kelompok semu :
  1. Tidak direncanakan
  2. Tidak terorganisir
  3. Tidak ada interaksi secara terus meneru
  4. Tidak ada kesadaran berkelompok
  5. Kehadirannya tidak konstan

Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
  1. Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :

            a. Formal audiency / pendengar formal
                Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop

            b. Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara                    tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket                      kereta api.

             c. Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik.                                Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.

             d. Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin                        menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang                    ingin melihat peristiwa tertentu.

             e. Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh :                    aksi demo.


             f. Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh :                       kerumunan orang yang minum-minuman keras

     2.  Massa

          Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan                         kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
          Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

      3. Publik

          Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan
          massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang           sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat
          komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.

b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun  
     mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu       kehadirannya selalu konstan.

  1. Kelompok Statistical Group

           Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan 
           sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15                      tahun di sebuah kecamatan.

     2. Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan

         Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin,                  warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di                    antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.

     3. Kelompok sosial / social groups

         Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat            dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama              seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok              sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus                  menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan,             dan sebagainya.

      4. Kelompok asosiasi / associational group

           Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal                (kepengurusan).

           Ciri-ciri kelompok asosiasi :

           1. direncanakan
           2. terorganisir
           3. ada interaksi terus menerus
           4. ada kesadaran kelompok
           5. kehadirannya konstan

Klasifikasi Menurut Erat Longgarnya Ikatan Antar Anggota

a.  Gemeinschaft / paguyuban

     Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni,      bersifat alamiah dan kekal.

     Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :

        1. Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.
            Contoh : kerabat, klien

        2. Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
            Contoh : RT, RW, Padukuhan, Pedesaan

        3. Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
            Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)

b. Gesselschaft / patembayan

     Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya                  bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
     Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.

Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota

a. Kelompok Primer (Primary Group)

    Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan       bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.

b. Kelompok Sekunder (secondary Group)

     Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada      asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI

Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan

a. Kelompok Formal

     Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja              dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
     Contoh : Parpol, lembaga pendidikan

b. Kelompok Informal

     Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan        memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Contoh : anggota OSIS

Klasifikasi Menurut Sudut Pandang Individu

Klasifikasi Kelompok Sosial Berdasarkan Sudut Pandang Individu Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengidentifikasikan diri kita sebagai anggota dari kelompok A dan mengidentifikasikan orang lain sebagai kelompok B dimana kita tidak termasuk dalam keanggotaannya. Pengidentifikasian ini bisa berdasarkan pekerjaan, jenis kelamin, sekolah, agama, ataupun organisasi formal. Berdasarkan fakta inilah W.G Summer membedakan kelompok sosial menjadi dua macam, yaitu in group (kelompok dalam) dan out group (kelompok luar).

 1. In Group. Adalah kelompok dimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya atau          merasa menjadi anggota dari kelompok tersebut.

2. Out Group. Yaitu kelompok yang berada diluar keanggotaan seorang individu atau                   kebalikan dari in group. 

Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial

Dalam melakukan sesuatu manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :

a.    Dorongan untuk mempertahankan hidup

       Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada,            maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan                        hidupnya, karena kebutuhan hidupnya  tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup              menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas        sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.

b.    Dorongan untuk meneruskan keturunan

        Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang                sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan               menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk           meneruskan keturunan ini dapat tercapai

c.    Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

       Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang            efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan              adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.                      Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka                  pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

1. Kedekatan

    a. Kedekatan geografis tempat tinggal

        Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang         dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan         orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
        Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat                   jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara,            dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan                bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi,                kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap                      terbentuknya kelompok pertemanan.

     b. Kedekatan geografis daerah asal

         Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-                sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada              ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.

2. Kesamaan

     Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga          kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka              berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang            dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau                karakter-karakter personal lain.

Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain:

     a. Kesamaan kepentingan

         Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini              akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.

    b. Kesamaan keturunan

        Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya                   orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing               anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk         menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.

   c. Kesamaan nasib

       Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial                yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing                          anggotanya.

Ciri-ciri Kelompok Sosial

1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.             Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya     kelompok formal dengan informal.

2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.                Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu       secara tertulis atau secaratidak tertulis

3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
    Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum,                      peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.

4. Memiliki kepentingan bersama
     Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya      adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama              tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.

5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
    Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya               komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial,           masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan             bersama dalam kelompok sosial.


Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Sosiologindo. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top