Minggu, 02 November 2014

Interaksi Sosial

20.13

INTERKASI SOSIAL



Interkasi Sosial Menurut Para Ahli

Berikut ini adala pengertian dan definisi interaksi sosial menurut para ahli:

ASTRID. S. SUSANTO
Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.

BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.

SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok

GILLIN & GILLIN
Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok

MARYATI & SURYAWATI
INteraksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

MURDIYATMOKO & HANDAYANI
Interaksi sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Faktor-Faktor Interaksi Sosial

Beberapa  faktor  yang  menjadi  dasar  bagi  berlangsungnya  suatu interaksi sosial adalah:

1.      Faktor Imitasi

Faktor  imitasi  berlangsung  apabila  seseorang  memberikan   suatu pandangan.  Sisi  positif  dari  suatu  imitasi  adalah  dapat  mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Sisi negatif dari imitasi adalah tindakan-tindakan yang menyimpang yang ditiru atau imitasi dapat melemahkan pengembangan kreasi seseorang. Faktor  sugesti  berlangsung  apabila  seseorang  memberikan  suatu pandangan atau sikap yang berasal  dari dirinya, kemudian diterima oleh pihak  lain.  Sisi  negatif  berlangsungnya  sugesti  apabila  pihak  yang menerima  dilanda  oleh  emosi,  hal  ini  akan  menghambat  daya  piker seseorang secara rasional.

2.     Faktor Identifikasi

Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan  dalam  diri  seseorang  untuk  menjadi  sama  dengan orang  lain.  Identifikasi  sifatnya  lebih  mendalam  daripada  imitasi,  oleh karena  itu  kepribadian  seseorang  dapat  dibentuk  atas  dasar  proses  ini. Proses indentifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya atau disengaja karena  seseorang  memerlukan  tipe-tipe  ideal  tertentu  di  dalam  proses kehidupannya.

3.     Faktor Simpati

Proses  simpati  sebenarnya  merupakan  proses  dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan  penting  walaupun  dorongan  utama  pada  simpati  adalah keinginan  untuk  memahami  pihak  lain  dan  untuk  bekerja  sama dengannya. 
Dalam  proses  identifikasi  sesuatu  terjadi  karena  didorong keinginan untuk belajar dari pihak lain yang kedudukannya lebih tinggi dan harus  dihormati  karena  mempunyai  kelebihan  atau  kemampuan  tertentu yang  patut  dicontoh,  sedangkan  dalam  proses  simpati berkembang kearah  pengertian  yang  mendalam  diantara  mereka.  Kedua  proses  ini sama-sama diawali oleh imitasi dan sugesti.

Syarat-Syarat Interkasi Sosial

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu:

1.      Kontak Sosial

Pengertian Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum  yang berarti bersama-sama dan  tango  yang  berarti  menyentuh. Jadi  secara  harfiah  kontak  adalah  bersamasama  menyentuh.  Secara  fisik,  kontak  baru  terjadi  apabila  terjadi  hubungan badaniah.  Sebagai  gejala  sosial  itu  tidak  perlu  berarti  suatu  hubungan  badaniah, karena  orang  dapat  mengadakan  hubungan  tanpa  harus menyentuhnya,  seperti misalnya  dengan  cara  berbicara  dengan  orang  yang  bersangkutan.  Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu sama lain  dengan  melalui  telepon,  telegraf,  radio,  dan  yang  lainnya  yang  tidak  perlu memerlukan sentuhan badaniah.
Bentuk kontak sosial:

a.  Antara orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam  keluarganya. Proses  demikian  terjadi  melalui  komunikasi,  yaitu  suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota.

b.  Antara  orang  perorangan  dengan kelompok
Kontak  sosial  ini  misalnya  adalah  apabila  seseorang  merasakna bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.

          c.  Antara  suatu  kelompok  dengan kelompok
              Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama                                                                                                              
Sifat Kontak Sosial:

a.   Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang mengarah pada suatu kerja sama
b.  Kontak sosial negative, mengarah kepada suatu pertentangan atau bahkan sama
     sekali tidak menghasilkan kontak sosial.
c.  Kontak  primer,  terjadi  apabila  yang  mengadakan  hubungan  langsung bertemu
     dan berhadapan muka
d.  Kontak sekunder, memerlukan suatu perantara.

2.     Komunikasi

Pengertian Komunikasi  adalah  bahwa  seseorang  yang  memberi  tafsiran  kepada  orang  lain (yang  berwujud  pembicaraan,  gerak-gerak  badaniah  atau  sikap),  perasaanperasaan  apa  yang  ingin  disampaikan  oleh  orang  tersebut.  Orang  yang bersangkutan  kemudian  memberi  reaksi  terhadap  perasaan  yang  ingin disampaikan.  Dengan  adanya  komunikasi  sikap  dan  perasaan  kelompok  dapat diketahui olek kelompok lain atau orang lain. Hal ini kemudain merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Contoh Dalam  komunikasi  kemungkinan  sekali  terjadi  berbagai  macam  penafsiran terhadap  tingkah  laku  orang  lain.  Seulas  senyum  misalnya,  dapat  ditafsirkan.sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat  atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukan kemenangan.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

1.  Proses Asosiatif (Processes of Association)
a.  Kerja Sama (Cooperation)
Kerja  sama  di  sini  dimaksudkan  sebagai  suatu   usaha  bersama  antara  orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Syarat terjadinya kerja sama:
-  apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
-  ada  kesadaran  bahwa  tujuan  tersebut  di  kemudian  hari  mempunyai manfaat
    bagi semua.
-  Ada  iklim  yang  menyenangkan  dalam  pembagian  kerja  serta  balas  jasa yang
    akan diterima.
-  Keahlian
- Orientasi  orang  perorangan  terhadap  kelompoknya  (in-group-nya)  dan
   kelompok lainnya (out-group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat    
   apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada  tindakan-tindakan luar yang
   menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di
  dalam kelompok, dalam diri seseorang atau segolongan orang.

Bentuk kerja sama
·       Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
·       Bargaining,  yaitu  pelaksanaan  perjanjian  mengenai  pertukaran barabg-barabg   dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
·    Ko-optasi  (Co-optation),  yaitu  suatu  proses  penerimaan  unsur-unsur baru  dalam  kepemimpinan  atau  pelaksanaan  politik  dalam  suatu organisasi,  sebagai  salah  satu  cara  untuk  menghindari  terjadinya kegoncangan dalam stabilisasi organisasi yang bersangkutan.
·    Koalisi  (Coalition),  yaitu  kombinasi  antara  dua  ornagisasi  atau  lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
·     Joint-ventrue,  yaitu  kerja  sama  dalam  pengusahaan  proyek-proyek tertentu,  misalnya  pemboran  minyak,  pertambangan  batu  bara, perfilman, perhotelan, dll.

b.  Akomodasi (Accomodation)

Pengertian Akomodasi  sebenarnya  merupakan  suatu  cara  untuk  menyelesaikan pertentangan  tanpa  menghancurkan  pihak  lawan,  sehingga  lawan  tidak kehilangan kepribadiannya.

Tujuan akomodasi

·     Untuk  mengurangi  pertentangan  antara  orang  perorangan  atau kelompok
      kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
·     Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
·     Untuk  memungkinkan  terjadinya  kerja  sama  antara  kelompokkelompok  sosial yang  hidupnya  terpisah  sebagai  akibat  faktor-faktor sosial  psikologis  dan  kebudayaan,  seperti  yang  dijumpai  pada masyarakat yang mengenal sistem kasta.
·     Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial

Bentuk-bentuk akomodasi

·      Coercion,  adalah  suatu  bentuk  akomodasi  yang  prosesnya  dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik (langsung), maupun psikologis (tidak langsung).
·     Compromise,  adalah  suatu  bentuk  akomodasi  dimana  pihakpihak  yang terlibat  saling  mengurangi  tuntutannya,  agar  tercapai  suatu  penyelesaian terhadap  perselisihan  yang  ada.  Sikap  dasar  untuk  dapat  melaksanakan compromise  adalah  bahwa  salah  satu  pihak  bersedia  untuk  merasakan  dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya.
·         Arbitration,  merupakan  suatu  cara  untuk  mencapai  compromise  apabila pihak-pihak  yang  berhadapan  tidak  sanggup  mencapainya  sendiri. Pertentangan  diselesaikan  oleh  pihak  ketiga  yang  dipilih  oleh  kedua  belah pihak atau oleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi dari pihak-pihak bertentangan.

·         Mediation  hampir  menyerupai  arbitration.  Pada  mediation  diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Tugas pihak ketiga tersebut  adalah  mengusahakan  suatu  penyelesaian  secara  damai.  Kedudukan pihak  ketiga  hanyalah  sebagai  penasihat  belaka,  dia  tidak  berwenang  untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan tersebut.
·         Conciliation,  adalah  suatu  usaha  untuk  mempertemukan  keinginankeinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.  Conciliation  bersifat  lebih  lunak  daripada  coercion  dan  membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan asimilasi.
·      Toleration,  juga  sering  disebut  sebagai  tolerant-participation.  Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Kadang-kadang  toleration  timbul  secara  tidak  sadar  dan  tanpa  direncanakan, ini  disebabkan  karena  adanya  watak  orang  perorangan  atau  kelompokkelompok  manusia  untuk  sedapat  mungkin  menghindarkan  diri  dari  suatu perselisihan.
·  Stalemate,  merupakan  suatu  akomodasi,  dimana  pihak-pihak  yang bertentangan  karena  mempunyai  kekuatan  yang  seimbang  berhenti  pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini disebabkan oleh karena kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur.
·         Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.


Hasil-hasil akomodasi
·  Akomodasi,  dan  integrasi  masyarakat,  telah  berbuat  banyak  untuk menghindari  masyarakat  dari  benih-benih  perentangan  latent  yang  akan melahirkan pertentangan baru.
·       Menekan  oposisi.  Seringkali  suatu  persaingan  dilaksanakan  demi keuntungan suatu kelompok tertentu demi kerugian pihak lain.
·       Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda.
·   Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah.
·       Perubahan-perubahan dalam kedudukan.
·       Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi.

c.  Asimilasi (Assimilation)

Pengertian Asimilasi  merupakan  ditandai  dengan  adanya  usaha-usaha  mengurangi perbedaan-perbedaan  yang  terdapat  antara  orang-perorangan  atau  kelompokkelompok  manusia  dan  juga  meliputi  usah  untuk  mempertinggi  kesatuan tindak,  sikap  dan  proses-proses  mental  dengan  memperhatikan  kepentingankepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Proses asimilasi timbul bila ada:

·    Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
·    Orang  perorangan  sebagai  warga  kelompok  tadi  saling  bergaul  secara langsung
     dan intensif untuk waktu yang lama.
·   Kebudayaan-kebudayaan  dari  kelompok-kelompok  manusia  tersebut masing
    masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Faktor-faktor  yang  dapat  mempermudah  terjadinya  suatu  asimilasi adalah:

·         Toleransi
·         Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
·         Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
·         Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
·         Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
·         Perkawinan campur (amalgamation)
·         Adanya musuh bersama di luar.

Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi

·         Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
·         Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
·         Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
·         Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
·         Perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah.
·         In-group feeling yang kuat.
·    Golongan  minoritas  mengalami  gangguan-gangguan  dari  golongan  yang berkuasa.
·         Perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

2.  Proses Disosiatif ( oppositional processes )

a.  Persaingan (competition)
Pengertian Persaingan  adalah  suatu  proses  sosial,  di  mana  individu  atau  kelompokkelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan  maupun  kelompok  manusia)  dengan  cara  menarik  perhatian publik  atau  dengan  mempertajam  prasangka  yang  telah  ada,  tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Bentuk Persaingan

·  Persaingan  ekonomi.  Timbul  karena  terbatasnya  persediaan  apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen.
·        Persaingan kebudayaan. Menyangkut persaingan kebudayaan, keagamaan,
       lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan sebagainya.
·     Persaingan  kedudukan  dan  peranan.  Di  dalam  diri  seseorang  maupun  di dalam kelompok terdapat keinginan-keingian untuk diakui sebagai orang atau  kelompok  yang  mempunyai  kedudukan  serta  peranan  yang terpandang.
·      Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh,  maupun  corak  rambut  dan  sebagainya,  hanya  merupakan  suatu perlambang  kesadaran  dan  sikap  atas  perbedaanperbedaan  dalam kebudayaan.

Fungsi Persaingan

·       Menyalurkan keinginan-keinginan individu ata u kelompok yang bersifat
      kompetitif
·   Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
·       Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial
·      Alat  untuk  menyaring  para  warga  golongan  karya  (fungsional)  yang akhirnya akan menghaslkan pembagian kerja yang efektif.

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai faktor, antara lain :

·         Kepribadian seseorang
·         Kemajuan masyarakat
·         Solidaritas kelompok
·         disorganisasi

b.  Kontravensi (contravention)

Pengertian Kontravensi  pada  hakikatnya  merupakan  suatu  bentuk  proses  sosial  yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

Bentuk-bentuk  kontravensi  menurut  Leopold  von  Wiese,  dan  Howard Becker
·  Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan,  perbuatan  menghalang-halangi,  protes,  gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
·       Yang  sederhana  seperti  menyangkal  pernyataan  orang  lain  di  depan umum,  memaki  melalui  selembaran  surat,  mencerca,  memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan sebagainya.
·       Yang  intensif  mencakup  penghasutan,  menyebarkan  desasdesus,
       mengecewakan pihak lain, dsb.
·      Yang  rahasia,  seperti  mengumumkan  rahasia  pihak  lain,  perbuatan khianat, dll.
·         Yang  taktis,  misalnya  mengejutkan  lawan,  mengganggu  atau
       membingungkan  pihak  lain,  seperti  dalam  kampanye  parpol  dalam pemilihan umum.

Tipe-tipe Kontravensi

Menurut von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum kontravensi

·    Kontravensi  generasi  masyarakat  bentukan  antara generasi muda dengan tua karena perbedaan latar belakang pendidikan, usia dan pengalaman),
·       Kontravensi  yang menyangkut seks (hubungan suami dengan istri dalam
      keluarga)
·      Kontravensi  parlementer  (hubungan  antara  golongan  mayoritas  dengan
     minoritas dalam masyarakat baik  yang menyangkut hubungan mereka di dalam  lembaga-lembaga  legislative,  keagamaan,  pendidikan,  dan seterusnya). kategori kontravensi
·       Kontravensi antar masyarakat
·       Antagonism keagamaan
·       Kontravensi intelektual
·       Oposisis moral

c.  Pertentangan atau pertikaian (conflict)

Pengertian Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

Peyebab terjadinya pertentangan, yaitu :
·         Perbedaan individu-individu
·         Perbedaan kebudayaan
·         Perbedaan kepentingan
·         Perbedaan sosial.

Bentuk-bentuk pertentangan antara lain :
·         Pertentengan pribadi
·         Pertentangan rasial
·     Pertentangan  antara  kelas-kelas  sosial,  umumnya  disebabkan  oleh karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.
·         Pertentangan politik
·         Pertentangan yang bersifat internasional.

Akibat dari bentuk-bentuk pertentangan adalah sebagai berikut :
·       Bertambahnya  solidaritas  “in-group”  atau  malah  sebaliknya  yaituterjadi goyah dan retaknya persatuan kelompok
·        Perubahan kepribadian
·        Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu





Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Sosiologindo. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top