Selasa, 04 November 2014

Stratifikasi Sosial

STRATIFIKASI SOSIAL



Pengantar

Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratifikasi  sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratifikasi yang terbuka, karena dalam sistem stratifikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan kalau stratifikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan. Hal itu dapat dibuktikan dalam sistem kasta, misalnya: seorang yang lahir dari keturunan brahmana maka selamanya dia hanya bisa berinteraksi dengan sesama kasta brahmana. Stratifikasi sosial berbeda dengan kelas sosial, akan tetapi kedua istilah ini sering kali dipergunakan secara bergantian hingga dalam beberapa bagian bisa menjadi rancu. Stratifikasi sebenarnya lebih merujuk pada pembagian kelompok orang kedalam tingkatan atau strata yang berjenjang secara vertikal. Sementara itu istilah kelas sebenarnya lebih sempit dari stratifikasi sosial. Istilah kelas lebih merujuk pada satu lapisan atau satu strata tertentu dalam sebuah constratifikasi sosial. Kelas sosial, dengan demikian cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya  memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap, dan perilaku sosial yang secara umum sama. Dalam staratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat, bahwa seseorang dalam masyarakat dapat memiliki beberapa kedudukan sekaligus, akan tetapi biasanya salah satu kedudukan itu salah satunya menonjol itulah yang merupakan kedudukan yang utama, sering kali kedudukan-kedudukan yang diperoleh seseorang tidak jarang terjadi pertentangan-pertentangan atau konflik antara kedudukan yang satu dengan kedudukan yang lain, yang dalam sosiologi dikenal dengan istilah status conflict. Seiring dengan adanya konflik antara kedudukan-kedudukan, maka ada juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antar individu dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakan (role distance). Role disatance terjadi apabila si individu merasakan dirinya tertekan karena merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan masyarakat kepadanya, sehingga tidak bisa melaksanakan perannya denagn sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.  

Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi menurut para ahli

  • Soerjono Soekanto : Stratifikasi sosial pasti terjadi di dalam setiap masyarakat dimanapun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.

  • Pitirim Sorokin : stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkies). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah


Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial

  Dalam teori sosiologi unsur-unsur sistim pelapisan sosial dalam masyarakat adalah :

1. Kedudukan (status)

Kedudukan merupakan salah satu unsur pokok dalam sistim stratifikasi dalam masyarakat. Kedudukan seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status).
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Kedudukan sosial tidak hanya kumpulan kedudukan kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tetapi kedudukan sosial mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda.

Menurut Pitirim Sorokin, untuk mengukur status dapat dilihat dari :

  • Jabatan / pekerjaan
  • Ilmu pengetahuan
  • Kekayaan
  • Agama
  • Politis , keturunan


Menurut Soerjono Soekanto , dimensi stratifikasi sosial meliputi :

  • Kekayaan
  • Kekuasaan
  • Ilmu pengetahuan
  • Kehormatan
  • Kesolehan
  • Agama


 2. Peran (role)

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan artinya, seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran menyangkut 3 hal :

  1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat
  2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan individu dalam masyarakat
  3. Peran merupakan sebagai perilaku indidvidu yang penting dalam struktur sosial

Macam-macam peran (atas dasar pelaksanaannya):

  1. Peran yang diharapkan

          Contoh : hakim, diplomatik, protokoler, dll

     2. Peran yang disesuaikan

         Peran yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat. Peran ini 
         sifatnya lebih luwes

Macam-macam peran (atas dasar cara memperolehnya):

  1. Peran bawaan (ascribed roles)

          Yaitu, peran yang diperoleh secara otomatis tanpa melalui usaha.
          Contoh : peran ayah , peran ibu

     2. Peran pilihan (achieved Roles)

         Yaitu , peran yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri
         Contoh : seseorang yang memutuskan untuk kuliah di UNAIR

Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi 3, yaitu :

  1. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, tanpa usaha, serta kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran. Misalnya : dalam sistem kasta, seorang anak dari kasta Brahmana juga akan memperoleh kedudukan demikian.
  2. Achieved Status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan bukan diperoleh karena kelahiran. Misalnya : orang biasa menjadi dokter asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
  3. Asigned status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena jasa-jasanya . Kedudukan ini terkait dengan achieved status Misalnya : Pahlawan nasional

 Macam-Macam Stratifikasi Sosial

  1. Stratifikasi Sosial Tertutup, yaitu stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat     tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
  2. Stratifikasi Sosial , yaitu sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mndapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

 Faktor Determinan Stratifikasi dan ketidaksamaan Sosial

Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi determinan stratifikasi sosial memang relatif beragam, yakni: dimensi usia, jenis kelamin, kelompok etnis/ ras, dan sebagainya. Berbagai dimensi ini memiliki kadar pengaruh sendiri-sendiri dalam pembentukan stratifikasi sosial.
Menurut Jeffris dan Ransford, di dalam masyarakat pada dasarnya bisa dibedakan menjadi 3 macam stratifikasi sosial:

  1. Hierarki kelas, yang dasarnya pada penguasaan atas barang dan jasa.
  2. Hierarki kekuasaan, yang didasarkan pada kekuasaan.
  3. Hierarkis status, yang didasarkan atas pembagian kehormatan dan status sosial


 Pengertian Konflik dan Role Distance

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pasti memiliki kedudukan yang lebih dari satu, akan tetapi dengan adanya berbagai kedudukan yang dimiliki seseorang tidak jarang terjadi berbagai pertentangan ataupun konflik antara kedudukan yang satu dengan yang lainnya, dalam sosiologi inilah yang dinamakan dengan Konflik Status.

Seiring dengan konflik antar kedudukan, maka ada juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antara individu dengan perannya, hal ini dinamakan dengan (role distance). Role distance terjadi karena seseorang merasa tertekan dengan peran yang dimilikinya, karena dirinya merasa peran yang dimiliki tersebut tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.

Contoh Stratifikasi Sosial di Lingkungan Masyarakat

Stratifikasi sosial yang kami identifikasi yaitu : Stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat petani yang ada di desa Ringinanyar kec.Ponggok kab.Blitar. Dalam stratifikasi sosial ini terdapat struktur sosial yang menentukan peranan dari masing-masing individu. Struktur sosial yang terbentuk dari stratifikasi sosial itu yaitu dimulai dari lapisan atas yaitu pemilik tanah (juragan tanah). Juragan tanah ini sebagai pemilik lahan sawah yang digarap oleh petani pada stratifikasi sosial ang ada dibawanya. Peranan dari juragan tanah ini sebagai penyedia tanah dan hanya bertugas sebagai pengonrol pelaksanaan kegiatan pertanian . Kemudian di lapisan bawahnya lagi yaitu mandor petani. Tugas dari mandor sebagai pemimpin atau wakil juragan tanah yang terjun langsung dilapangan . Peranan dari Mandor ini yaitu mengawasi para petani pengarap secara langsung diladang sawah yang digarap . Sehingga mandor ini bertugas sebagai penegur dan pembimbing langsung para petani yang bekerja. Kemudian stratifikasi sosial yang paling bawah dalam masyarakat petani ini yaitu petani penggarap atau yang biasa disebut dengan buruh tani. Buruh tani bekerja secara langsung sebagai pelaksana proses pertanian yang dimulai dari kegiatan mencanggkul tanah agar tanah tersebut gemur dan siap ditanami tanaman . Kemudian melaukan proses penanaman tanaman pertanian. Selanjutnya melauka perawatan yang telah ditanam tadi seperti melakukan pengairan , penyiangan (mencabuti rumput) , pemberian pupuk , dan penyemprotan hama . Inilah sratifikasi sosial pada masyarakat pertanian yang kami teliti dari lapisan atas dimulai dari pemilik tanah yang peranannya sebagai penyedia lahan , mandor yang perananya sebagai pemimpin kegiatan pertanian dan petani penggarap yang berperan sebagai pelaksana proses pertanian.

Contoh Berbagai Bentuk Stratifikasi Sosial di Lingkungan Sekitar

Bentuk stratifikasi sosial yang kami identifikasi  dilingkungan sekitar berupa sratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi terbuka . Contoh stratifikasi sosial tertutup yang kami identifikasi yaitu sistem kasta yang terdapa pada masyarakat hindu di kecamatan ponggok .Kasta yang menduduki strata teratas yaitu kasta Brahmana . Peran dari kasta Brahmana ini sebagai penyebar agama dan penguat agama yang ada di masyarakat  . Kemudian strata yang ada dibawahnya lagi adalah kasta Ksatria . Peranan dari kasta Ksatria yaitu sebagai pendekar pelindung umat . Selanjutnya kasta yang ada diawanya lagi yaitu kasta Waisya . Perana dari kasta Waisya yaitu sebagai pedagang besar atau pemilik tanah (orang-orang kaya ) yang memperkerjakan kasta. Struktur sosial yang terjadi pada masyarakat hindu ini bersifat tertutup karena antar satu lapisan dengan lapisan lain tidak bisa berpindah dan hanya berdasarkan pada keturunan.
Contoh stratifikasi terbuka yang kami amati di lingkungan sekitar, yaitu : struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar. Di sekoalh dasar struktur teratas dipegang oleh epala sekolah. Dan kepala sekolah ini mempunyai peran sebagai pengatur jalannya seluruh proses yang terjadi di sekolah tersebut serta bertanggung jawab pada proses pelaksanaanya. Kemudian dibawahnya dipegang oleh wakil kepala sekolah yang berperan sebagai pengganti tugas kepala sekolah apabila kepala sekolah berhalangan dalam menjalankan tugasnnya dan membantu seluruh proses kegiatan disekolah . Selanjutnya dibawah wakil kepala sekolah dipegang oleh guru . Guru bertugas atau berperan sebagai pelaksana proses belajar mengajar di sekolah . Kemudian struktur yang ada dibawahnya lagi dipegang oleh anggota tata usaha yan berperan membantu kegiatan administrasi. Struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar ini bersifat terbuka karena kedudukan seseorang dapat berpindah contohnya dari guru menjadi seorang kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dengan melanjutkan studi dan mengikuti tes kepala sekolah.

Contoh Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial yang Ada di Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar yang kami identifikasi stratifikasi sosialnya yaitu : Dalam perangkat desa unsur-unsur stratifikasi sosial yang ada berupa status dan peranan dari masing-masing perangkat yang berbeda . Status lapisan teratas dipegang oleh kepala desa yang berperan sebagai pengatur dan penanggung jawab seluruh kegiatan atau proses yang terjadi di lingkungan desa. Kemudian status selanjutnya dipegang oleh wakilnya yang biasa dipanggil dengan sebutan Carik yang berperan mengantikan tugas kepala desa apabila kepala desa mengalami halangan . Selanjutnya  kedudukan diawah carik dipegang oleh Mudin . Mudin ini mempunyai peranan sebagai pengingat atau bagian woro-woro (bagian humas) dari kebijakan yang dibuat kepala desa yang akan disampaikan pada masyarakat melalui RW atau RT setempat. Lapisan sosial dibawahnya dipegang oleh RW yang bertugas atau berperan sebagai pengayom bagi warga atau pengemban tugas yang disampaikan dari mudin kepada masyarakat setempat langsung ataupun melalui RT , sedangkan RT adalah lapisan dibawah RW yang berperan sebagai pengatur dan pegemban tugas yang disampaikan oleh RW secara lagsung kepada masyarakat.

Contoh Determinasi Stratifikas Sosial dan Ketidaksamaan Sosial di Lingkungan Masyarakat

Faktor determinasi yang kami jadikan contoh yaitu faktor jenis kelamin. Di desa ringinanyar terdapat determinasi yang di pengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam pemilihan ketua rt/rw di desa ini tidak di pilih secara demokratis oleh masyarakat melainkan di tunjuk langsung oleh kepala desa dan harus seorang laki-laki karena menurut kepala desa seorang laki-laki adalah pemimpin dalam suatu masyarakat sehingga dalam hal ini jenis kelamin dapat menentukan status dan peranan seseorang yang menjadikan ketidaksamaan sosial antara laki-laki dan perempuan di desa tersebut.

 Contoh Konflik Status dan Peranan di Lingkungan Masyarakat

Konflik status dan peranan yang kami amati di lingkungan sekitar yaitu sekitar 3 bulan yang lalu di desa ringinanyar diadakan pemilihan kepala desa baru dan yang menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan kepala desa tersebut adalah anak dari kepala desa yang lama. Dan sebelum kepala desa yang baru terbentuk, kepala desa yang lama harus mengatur, menjaga, dan berbuat adil dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa yang baru mulai dari himbauhan kepada masyarakat agar memilih sesuai dengan hati nurani dan tidak boleh terprovokasi. Itu adalah peranan yang wajib dilakukan sebagai kepala desa namun disisi lain dia juga mempunyai status sebagai seorang bapak yang mempunyai peranan untuk menjaga dan mendukung anaknya sehingga dari sini ada konflik status namun pada kenyataannya yang kami teliti kepala desa tersebut membantu anaknya dengan menghimbau masyarakat agar mendukung anaknya secara diam-diam.
Konflik status tersebut dialami oleh kepala desa dari strata paling atas di desa tersebut yang disebabkan karena dia mempunyai peranan ganda sebagai ayah dan sebagai kepala desa dan mengakibatkan kepala desa tersebut harus memenuhi kedua tuntutan itu. Dan dalam hal ini kepala desa itu mendukung anaknya secara diam-diam agar dimata masyarakat peranannya sebagai kepala desa dapat terlaksana dengan baik dan peranan sebagai ayah juga terlaksana.


  

Minggu, 02 November 2014

KELOMPOK SOSIAL


Kelompok Sosial Menurut Para Ahli

Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

Menurut George Homans
Kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik.

Klasifikasi Kelompok Sosial

Klasifikasi Menurut Cara Terbentuknya

a. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan

Ciri-ciri kelompok semu :
  1. Tidak direncanakan
  2. Tidak terorganisir
  3. Tidak ada interaksi secara terus meneru
  4. Tidak ada kesadaran berkelompok
  5. Kehadirannya tidak konstan

Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
  1. Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :

            a. Formal audiency / pendengar formal
                Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop

            b. Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara                    tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket                      kereta api.

             c. Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik.                                Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.

             d. Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin                        menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang                    ingin melihat peristiwa tertentu.

             e. Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh :                    aksi demo.


             f. Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh :                       kerumunan orang yang minum-minuman keras

     2.  Massa

          Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan                         kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
          Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

      3. Publik

          Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan
          massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang           sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat
          komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.

b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun  
     mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu       kehadirannya selalu konstan.

  1. Kelompok Statistical Group

           Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan 
           sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15                      tahun di sebuah kecamatan.

     2. Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan

         Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin,                  warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di                    antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.

     3. Kelompok sosial / social groups

         Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat            dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama              seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok              sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus                  menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan,             dan sebagainya.

      4. Kelompok asosiasi / associational group

           Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal                (kepengurusan).

           Ciri-ciri kelompok asosiasi :

           1. direncanakan
           2. terorganisir
           3. ada interaksi terus menerus
           4. ada kesadaran kelompok
           5. kehadirannya konstan

Klasifikasi Menurut Erat Longgarnya Ikatan Antar Anggota

a.  Gemeinschaft / paguyuban

     Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni,      bersifat alamiah dan kekal.

     Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :

        1. Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.
            Contoh : kerabat, klien

        2. Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
            Contoh : RT, RW, Padukuhan, Pedesaan

        3. Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
            Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)

b. Gesselschaft / patembayan

     Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya                  bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
     Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.

Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota

a. Kelompok Primer (Primary Group)

    Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan       bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.

b. Kelompok Sekunder (secondary Group)

     Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada      asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI

Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan

a. Kelompok Formal

     Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja              dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
     Contoh : Parpol, lembaga pendidikan

b. Kelompok Informal

     Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan        memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Contoh : anggota OSIS

Klasifikasi Menurut Sudut Pandang Individu

Klasifikasi Kelompok Sosial Berdasarkan Sudut Pandang Individu Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengidentifikasikan diri kita sebagai anggota dari kelompok A dan mengidentifikasikan orang lain sebagai kelompok B dimana kita tidak termasuk dalam keanggotaannya. Pengidentifikasian ini bisa berdasarkan pekerjaan, jenis kelamin, sekolah, agama, ataupun organisasi formal. Berdasarkan fakta inilah W.G Summer membedakan kelompok sosial menjadi dua macam, yaitu in group (kelompok dalam) dan out group (kelompok luar).

 1. In Group. Adalah kelompok dimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya atau          merasa menjadi anggota dari kelompok tersebut.

2. Out Group. Yaitu kelompok yang berada diluar keanggotaan seorang individu atau                   kebalikan dari in group. 

Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial

Dalam melakukan sesuatu manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :

a.    Dorongan untuk mempertahankan hidup

       Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada,            maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan                        hidupnya, karena kebutuhan hidupnya  tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup              menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas        sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.

b.    Dorongan untuk meneruskan keturunan

        Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang                sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan               menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk           meneruskan keturunan ini dapat tercapai

c.    Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

       Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang            efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan              adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.                      Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka                  pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

1. Kedekatan

    a. Kedekatan geografis tempat tinggal

        Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang         dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan         orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
        Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat                   jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara,            dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan                bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi,                kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap                      terbentuknya kelompok pertemanan.

     b. Kedekatan geografis daerah asal

         Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-                sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada              ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.

2. Kesamaan

     Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga          kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka              berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang            dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau                karakter-karakter personal lain.

Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain:

     a. Kesamaan kepentingan

         Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini              akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.

    b. Kesamaan keturunan

        Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya                   orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing               anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk         menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.

   c. Kesamaan nasib

       Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial                yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing                          anggotanya.

Ciri-ciri Kelompok Sosial

1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.             Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya     kelompok formal dengan informal.

2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.                Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu       secara tertulis atau secaratidak tertulis

3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
    Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum,                      peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.

4. Memiliki kepentingan bersama
     Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya      adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama              tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.

5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
    Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya               komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial,           masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan             bersama dalam kelompok sosial.


Interaksi Sosial

INTERKASI SOSIAL



Interkasi Sosial Menurut Para Ahli

Berikut ini adala pengertian dan definisi interaksi sosial menurut para ahli:

ASTRID. S. SUSANTO
Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.

BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.

SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok

GILLIN & GILLIN
Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok

MARYATI & SURYAWATI
INteraksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

MURDIYATMOKO & HANDAYANI
Interaksi sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Faktor-Faktor Interaksi Sosial

Beberapa  faktor  yang  menjadi  dasar  bagi  berlangsungnya  suatu interaksi sosial adalah:

1.      Faktor Imitasi

Faktor  imitasi  berlangsung  apabila  seseorang  memberikan   suatu pandangan.  Sisi  positif  dari  suatu  imitasi  adalah  dapat  mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Sisi negatif dari imitasi adalah tindakan-tindakan yang menyimpang yang ditiru atau imitasi dapat melemahkan pengembangan kreasi seseorang. Faktor  sugesti  berlangsung  apabila  seseorang  memberikan  suatu pandangan atau sikap yang berasal  dari dirinya, kemudian diterima oleh pihak  lain.  Sisi  negatif  berlangsungnya  sugesti  apabila  pihak  yang menerima  dilanda  oleh  emosi,  hal  ini  akan  menghambat  daya  piker seseorang secara rasional.

2.     Faktor Identifikasi

Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan  dalam  diri  seseorang  untuk  menjadi  sama  dengan orang  lain.  Identifikasi  sifatnya  lebih  mendalam  daripada  imitasi,  oleh karena  itu  kepribadian  seseorang  dapat  dibentuk  atas  dasar  proses  ini. Proses indentifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya atau disengaja karena  seseorang  memerlukan  tipe-tipe  ideal  tertentu  di  dalam  proses kehidupannya.

3.     Faktor Simpati

Proses  simpati  sebenarnya  merupakan  proses  dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan  penting  walaupun  dorongan  utama  pada  simpati  adalah keinginan  untuk  memahami  pihak  lain  dan  untuk  bekerja  sama dengannya. 
Dalam  proses  identifikasi  sesuatu  terjadi  karena  didorong keinginan untuk belajar dari pihak lain yang kedudukannya lebih tinggi dan harus  dihormati  karena  mempunyai  kelebihan  atau  kemampuan  tertentu yang  patut  dicontoh,  sedangkan  dalam  proses  simpati berkembang kearah  pengertian  yang  mendalam  diantara  mereka.  Kedua  proses  ini sama-sama diawali oleh imitasi dan sugesti.

Syarat-Syarat Interkasi Sosial

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu:

1.      Kontak Sosial

Pengertian Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum  yang berarti bersama-sama dan  tango  yang  berarti  menyentuh. Jadi  secara  harfiah  kontak  adalah  bersamasama  menyentuh.  Secara  fisik,  kontak  baru  terjadi  apabila  terjadi  hubungan badaniah.  Sebagai  gejala  sosial  itu  tidak  perlu  berarti  suatu  hubungan  badaniah, karena  orang  dapat  mengadakan  hubungan  tanpa  harus menyentuhnya,  seperti misalnya  dengan  cara  berbicara  dengan  orang  yang  bersangkutan.  Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu sama lain  dengan  melalui  telepon,  telegraf,  radio,  dan  yang  lainnya  yang  tidak  perlu memerlukan sentuhan badaniah.
Bentuk kontak sosial:

a.  Antara orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam  keluarganya. Proses  demikian  terjadi  melalui  komunikasi,  yaitu  suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota.

b.  Antara  orang  perorangan  dengan kelompok
Kontak  sosial  ini  misalnya  adalah  apabila  seseorang  merasakna bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.

          c.  Antara  suatu  kelompok  dengan kelompok
              Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama                                                                                                              
Sifat Kontak Sosial:

a.   Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang mengarah pada suatu kerja sama
b.  Kontak sosial negative, mengarah kepada suatu pertentangan atau bahkan sama
     sekali tidak menghasilkan kontak sosial.
c.  Kontak  primer,  terjadi  apabila  yang  mengadakan  hubungan  langsung bertemu
     dan berhadapan muka
d.  Kontak sekunder, memerlukan suatu perantara.

2.     Komunikasi

Pengertian Komunikasi  adalah  bahwa  seseorang  yang  memberi  tafsiran  kepada  orang  lain (yang  berwujud  pembicaraan,  gerak-gerak  badaniah  atau  sikap),  perasaanperasaan  apa  yang  ingin  disampaikan  oleh  orang  tersebut.  Orang  yang bersangkutan  kemudian  memberi  reaksi  terhadap  perasaan  yang  ingin disampaikan.  Dengan  adanya  komunikasi  sikap  dan  perasaan  kelompok  dapat diketahui olek kelompok lain atau orang lain. Hal ini kemudain merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Contoh Dalam  komunikasi  kemungkinan  sekali  terjadi  berbagai  macam  penafsiran terhadap  tingkah  laku  orang  lain.  Seulas  senyum  misalnya,  dapat  ditafsirkan.sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat  atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukan kemenangan.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

1.  Proses Asosiatif (Processes of Association)
a.  Kerja Sama (Cooperation)
Kerja  sama  di  sini  dimaksudkan  sebagai  suatu   usaha  bersama  antara  orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Syarat terjadinya kerja sama:
-  apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
-  ada  kesadaran  bahwa  tujuan  tersebut  di  kemudian  hari  mempunyai manfaat
    bagi semua.
-  Ada  iklim  yang  menyenangkan  dalam  pembagian  kerja  serta  balas  jasa yang
    akan diterima.
-  Keahlian
- Orientasi  orang  perorangan  terhadap  kelompoknya  (in-group-nya)  dan
   kelompok lainnya (out-group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat    
   apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada  tindakan-tindakan luar yang
   menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di
  dalam kelompok, dalam diri seseorang atau segolongan orang.

Bentuk kerja sama
·       Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
·       Bargaining,  yaitu  pelaksanaan  perjanjian  mengenai  pertukaran barabg-barabg   dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
·    Ko-optasi  (Co-optation),  yaitu  suatu  proses  penerimaan  unsur-unsur baru  dalam  kepemimpinan  atau  pelaksanaan  politik  dalam  suatu organisasi,  sebagai  salah  satu  cara  untuk  menghindari  terjadinya kegoncangan dalam stabilisasi organisasi yang bersangkutan.
·    Koalisi  (Coalition),  yaitu  kombinasi  antara  dua  ornagisasi  atau  lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
·     Joint-ventrue,  yaitu  kerja  sama  dalam  pengusahaan  proyek-proyek tertentu,  misalnya  pemboran  minyak,  pertambangan  batu  bara, perfilman, perhotelan, dll.

b.  Akomodasi (Accomodation)

Pengertian Akomodasi  sebenarnya  merupakan  suatu  cara  untuk  menyelesaikan pertentangan  tanpa  menghancurkan  pihak  lawan,  sehingga  lawan  tidak kehilangan kepribadiannya.

Tujuan akomodasi

·     Untuk  mengurangi  pertentangan  antara  orang  perorangan  atau kelompok
      kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
·     Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
·     Untuk  memungkinkan  terjadinya  kerja  sama  antara  kelompokkelompok  sosial yang  hidupnya  terpisah  sebagai  akibat  faktor-faktor sosial  psikologis  dan  kebudayaan,  seperti  yang  dijumpai  pada masyarakat yang mengenal sistem kasta.
·     Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial

Bentuk-bentuk akomodasi

·      Coercion,  adalah  suatu  bentuk  akomodasi  yang  prosesnya  dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik (langsung), maupun psikologis (tidak langsung).
·     Compromise,  adalah  suatu  bentuk  akomodasi  dimana  pihakpihak  yang terlibat  saling  mengurangi  tuntutannya,  agar  tercapai  suatu  penyelesaian terhadap  perselisihan  yang  ada.  Sikap  dasar  untuk  dapat  melaksanakan compromise  adalah  bahwa  salah  satu  pihak  bersedia  untuk  merasakan  dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya.
·         Arbitration,  merupakan  suatu  cara  untuk  mencapai  compromise  apabila pihak-pihak  yang  berhadapan  tidak  sanggup  mencapainya  sendiri. Pertentangan  diselesaikan  oleh  pihak  ketiga  yang  dipilih  oleh  kedua  belah pihak atau oleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi dari pihak-pihak bertentangan.

·         Mediation  hampir  menyerupai  arbitration.  Pada  mediation  diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Tugas pihak ketiga tersebut  adalah  mengusahakan  suatu  penyelesaian  secara  damai.  Kedudukan pihak  ketiga  hanyalah  sebagai  penasihat  belaka,  dia  tidak  berwenang  untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan tersebut.
·         Conciliation,  adalah  suatu  usaha  untuk  mempertemukan  keinginankeinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.  Conciliation  bersifat  lebih  lunak  daripada  coercion  dan  membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan asimilasi.
·      Toleration,  juga  sering  disebut  sebagai  tolerant-participation.  Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Kadang-kadang  toleration  timbul  secara  tidak  sadar  dan  tanpa  direncanakan, ini  disebabkan  karena  adanya  watak  orang  perorangan  atau  kelompokkelompok  manusia  untuk  sedapat  mungkin  menghindarkan  diri  dari  suatu perselisihan.
·  Stalemate,  merupakan  suatu  akomodasi,  dimana  pihak-pihak  yang bertentangan  karena  mempunyai  kekuatan  yang  seimbang  berhenti  pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini disebabkan oleh karena kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur.
·         Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.


Hasil-hasil akomodasi
·  Akomodasi,  dan  integrasi  masyarakat,  telah  berbuat  banyak  untuk menghindari  masyarakat  dari  benih-benih  perentangan  latent  yang  akan melahirkan pertentangan baru.
·       Menekan  oposisi.  Seringkali  suatu  persaingan  dilaksanakan  demi keuntungan suatu kelompok tertentu demi kerugian pihak lain.
·       Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda.
·   Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah.
·       Perubahan-perubahan dalam kedudukan.
·       Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi.

c.  Asimilasi (Assimilation)

Pengertian Asimilasi  merupakan  ditandai  dengan  adanya  usaha-usaha  mengurangi perbedaan-perbedaan  yang  terdapat  antara  orang-perorangan  atau  kelompokkelompok  manusia  dan  juga  meliputi  usah  untuk  mempertinggi  kesatuan tindak,  sikap  dan  proses-proses  mental  dengan  memperhatikan  kepentingankepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Proses asimilasi timbul bila ada:

·    Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
·    Orang  perorangan  sebagai  warga  kelompok  tadi  saling  bergaul  secara langsung
     dan intensif untuk waktu yang lama.
·   Kebudayaan-kebudayaan  dari  kelompok-kelompok  manusia  tersebut masing
    masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Faktor-faktor  yang  dapat  mempermudah  terjadinya  suatu  asimilasi adalah:

·         Toleransi
·         Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
·         Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
·         Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
·         Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
·         Perkawinan campur (amalgamation)
·         Adanya musuh bersama di luar.

Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi

·         Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
·         Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
·         Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
·         Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
·         Perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah.
·         In-group feeling yang kuat.
·    Golongan  minoritas  mengalami  gangguan-gangguan  dari  golongan  yang berkuasa.
·         Perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

2.  Proses Disosiatif ( oppositional processes )

a.  Persaingan (competition)
Pengertian Persaingan  adalah  suatu  proses  sosial,  di  mana  individu  atau  kelompokkelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan  maupun  kelompok  manusia)  dengan  cara  menarik  perhatian publik  atau  dengan  mempertajam  prasangka  yang  telah  ada,  tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Bentuk Persaingan

·  Persaingan  ekonomi.  Timbul  karena  terbatasnya  persediaan  apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen.
·        Persaingan kebudayaan. Menyangkut persaingan kebudayaan, keagamaan,
       lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan sebagainya.
·     Persaingan  kedudukan  dan  peranan.  Di  dalam  diri  seseorang  maupun  di dalam kelompok terdapat keinginan-keingian untuk diakui sebagai orang atau  kelompok  yang  mempunyai  kedudukan  serta  peranan  yang terpandang.
·      Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh,  maupun  corak  rambut  dan  sebagainya,  hanya  merupakan  suatu perlambang  kesadaran  dan  sikap  atas  perbedaanperbedaan  dalam kebudayaan.

Fungsi Persaingan

·       Menyalurkan keinginan-keinginan individu ata u kelompok yang bersifat
      kompetitif
·   Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
·       Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial
·      Alat  untuk  menyaring  para  warga  golongan  karya  (fungsional)  yang akhirnya akan menghaslkan pembagian kerja yang efektif.

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai faktor, antara lain :

·         Kepribadian seseorang
·         Kemajuan masyarakat
·         Solidaritas kelompok
·         disorganisasi

b.  Kontravensi (contravention)

Pengertian Kontravensi  pada  hakikatnya  merupakan  suatu  bentuk  proses  sosial  yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

Bentuk-bentuk  kontravensi  menurut  Leopold  von  Wiese,  dan  Howard Becker
·  Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan,  perbuatan  menghalang-halangi,  protes,  gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
·       Yang  sederhana  seperti  menyangkal  pernyataan  orang  lain  di  depan umum,  memaki  melalui  selembaran  surat,  mencerca,  memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan sebagainya.
·       Yang  intensif  mencakup  penghasutan,  menyebarkan  desasdesus,
       mengecewakan pihak lain, dsb.
·      Yang  rahasia,  seperti  mengumumkan  rahasia  pihak  lain,  perbuatan khianat, dll.
·         Yang  taktis,  misalnya  mengejutkan  lawan,  mengganggu  atau
       membingungkan  pihak  lain,  seperti  dalam  kampanye  parpol  dalam pemilihan umum.

Tipe-tipe Kontravensi

Menurut von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum kontravensi

·    Kontravensi  generasi  masyarakat  bentukan  antara generasi muda dengan tua karena perbedaan latar belakang pendidikan, usia dan pengalaman),
·       Kontravensi  yang menyangkut seks (hubungan suami dengan istri dalam
      keluarga)
·      Kontravensi  parlementer  (hubungan  antara  golongan  mayoritas  dengan
     minoritas dalam masyarakat baik  yang menyangkut hubungan mereka di dalam  lembaga-lembaga  legislative,  keagamaan,  pendidikan,  dan seterusnya). kategori kontravensi
·       Kontravensi antar masyarakat
·       Antagonism keagamaan
·       Kontravensi intelektual
·       Oposisis moral

c.  Pertentangan atau pertikaian (conflict)

Pengertian Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

Peyebab terjadinya pertentangan, yaitu :
·         Perbedaan individu-individu
·         Perbedaan kebudayaan
·         Perbedaan kepentingan
·         Perbedaan sosial.

Bentuk-bentuk pertentangan antara lain :
·         Pertentengan pribadi
·         Pertentangan rasial
·     Pertentangan  antara  kelas-kelas  sosial,  umumnya  disebabkan  oleh karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.
·         Pertentangan politik
·         Pertentangan yang bersifat internasional.

Akibat dari bentuk-bentuk pertentangan adalah sebagai berikut :
·       Bertambahnya  solidaritas  “in-group”  atau  malah  sebaliknya  yaituterjadi goyah dan retaknya persatuan kelompok
·        Perubahan kepribadian
·        Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu





Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Sosiologindo. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top