FEMINISME
Sejarah Feminisme
Lahirnya gerakan Feminisme yang dipelopori oleh kaum
perempuan terbagi menjadi dua gelombang dan pada masing-masing gelombang
memiliki perkembangan yang sangat pesat. Diawali dengan kelahiran era
pencerahan yang terjadi di Eropa dimana Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis
de Condoracet sebagai pelopornya. Menjelang abad 19 gerakan feminisme ini lahir
di negaranegara penjajahan Eropa dan memperjuangkan apa yang mereka sebut
sebagai universal sisterhood.
Seiring
dengan pergerakannya untuk memperjuangkan emansipasi wanita, dan menghapuskan
gender, feminisme bisa dikatakan sebagai sebuah ideology yang berusaha
melakukan pembongkaran system patriarki, mencari akar atau penyebab
ketertindasan perempuan serta mencari pembebasannya. Dengan kata lain feminisme
adalah teori untuk pembebasan wanita. Seperti yang pernyataan berikut ini;
Secara
etimologis feminis berasal dari kata femme (woman, berarti perempuan (tunggal)
yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak), sebagai
kelas sosial. Dalam hubungan ini perlu dibedakan antara male dan female
(sebagai aspek perbedaan biologis, sebagai hakikat alamiah, masculine dan
feminine (sebagai aspek perbedaan psikologis cultural). Dengan kalimat lain,
male-female mengacu pada seks, sedangkan masculine-feminine mengacu pada jenis
kelamin atau gender, sebagai he dan she (shelden, 1986), jadi tujuan feminis
adalah keseimbangan, interelasi gender. Dalam pengertian yang luas, feminis
adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang
dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan,
baik dalam politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya (Ratna,
184).
Dari
ungkapkan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gerakan feminisme
dilakukan untuk mencari keseimbangan gender. Gerakan feminisme adalah gerakan
pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping, seksisme, penindasan
perempuan, dan phalogosentrisme.Keseimbangan gender adalah untuk mensejajarkan
posisi maskulin dan feminin dalam konteks satu budaya tertentu. Hal ini
dikarenakan, dalam satu budaya tertentu feminine sering dianggap inferior,
tidak mandiri dan hanya menjadi subjek. Untuk itu feminisme bisa juga dikatakan
sebagai gerakan untuk memperjuangkan kaum perempuan menjadi mandiri. Karena
gerakan feminisme ini merupakan sebuah ideologi yang bertujuan untuk
menciptakan dunia bagi kaum perempuan untuk mencapai kesetaraan sosial,
feminisme berkembang menjadi beberapa bagian seperti feminisme liberal,
feminisme radikal, feminisme anarkis, feminisme sosialis, feminisme
postkolonial, feminisme postmodern, feminisme marxis. Pembahasan
mengenaiFeminisme Liberal akan dibahas pada penelitian ini, dengan tujuan
adanya pembahasan Feminisme Liberal yang lebih terfokus mengingat aliran
Feminisme ini adalah konsep yang akan dianalisis yang tersirat pada karakter
Isabelle danElla Turner
Feminisme Liberal
Feminisme
liberal adalah salah satu bentuk feminisme yang mengusung adanya persamaan hak
untuk perempuan dapat diterima melalui cara yang sah dan perbaikan perbaikan
dalam bidang sosial, dan berpandangan bahwa penerapan hak-hak wanita akan dapat
terealisasi jika perempuan disejajarkan dengan laki-laki. Hal tersebut seiring
dengan beberapa sumber teori mengenai feminisme liberal;
Apa
yang disebut sebagai feminisme liberal ialah pandangan untuk menempatkan
perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini
menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan
antara dunia pribadi dan umum. Setiap manusia mempunyaikapasitas untuk berpikir
dan bertindak secara rasionl, terutama pada perempuan, akar ketertindasan dan
keterbelakangan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan
itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di
dunia dalam kerangka persaingan bebas dan punya kedudukan setara dengan
laki-laki.
Perkembangan
gerakan feminisme liberal sendiri terbagi menjadi 3 tahap yaitu:
- Perkembangan feminisme pada abad 18. Pada abad 18 gerakan feminism liberal menyuarakan pendidikan yang sama untuk perempuan. Karena lahirnya gerakan feminisme liberal ini berawal dari anggapan nalar lakilaki dan perempuan memiliki kapasitas yang berbeda maka kaum feminisme liberal mengusung pendidikan sebagai jalan untuk menyetarakan kemampuan nalar laki-laki dengan perempuan, selain itu melalui pendidikan juga perempuan dapat menyetarakan posisinya dimasyarakat agar tidak dipandang sebelah mata dan ditindas lagi. Selainitu hak pendidikan bagi perempuan juga dilator belakangi oleh kritikan Wollstonecraft terhadap Email sebuah novel karya Jean Jackques Rosseau yang membedakan pendidikan bagi laki-laki dan perempuan. Dalam novel tersebut diceritakan bahwa pendidikan yang diterima oleh laki-laki lebih menekankan pada hal-hal yang rasional dan ilmu-ilmu yang mempelajari ilmu alamiah, sosial dan humaniora karena nantinya akan menjadi seorang kepala keluarga, sedangkan pendidikan yang diterima oleh perempuan lebih menekan pada emosional atau ilmu-ilmu seperti pusisi dan seni karena nantinya perempuan akan menjadi seorang istri yang pengertian, perhatian dan keibuan. Dari hal tersebut maka feminisme liberal menyuarakan jalan keluar sebuah pendidikan yang setara dengan laki-laki dengan cara mengajarkan hal-hal yang rasionalitas sehingga perempuan juga dapat menajdi mahluk yang mandiri (Tong; 2006).
- Perkembangan feminisme liberal pada abad 19. Pada abad ini kaum feminisme liberal menyuarakan hak hak sipil yang harus diterima oleh kaum perempuan dan kesempatan Ekonomi bagi perempuan. Kaum feminisme liberal memiliki pendapat bahwa pendidikan saja tidak cukup untuk mencapai kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan. Untuk itu, harus ada kesempatan ekonomi yang harus diberikan pada perempuan agar kesetaraan dapat dicapai. Kesempatan untuk berperan dalam ekonomi dan dijamin hak-hak sipil bagi perempuan diantara hak untuk berorganisasi, hak untuk kebebasan berpendapat, hak untuk memih dan hak milik pribadi. (Tong; 2006). 3. Perkembangan feminisme liberal abad 20. Pada abad ini perkembangan feminisme liberal ditandai dengan lahirnya gerakan atau organisasi yang menyurakan hak-hak perempuan, seperti NOW (National Organization for Women). Organisasi ini juga tidak lain bertujuan menyarakan agar perempuan dapat memiliki hak atau kesempatan pendidikan dan ekonomi agar dapat setara dengan laki-laki. (Tong; 2006).Selain itu, pada masa perkembangannya, feminisme liberal juga diiringi oleh perkembangan terbitnya buku-buku yang menyuarakan hak-hak perempuan.
Feminisme Radikal
Feminis sosialis mulai dikenal sejak tahun 1970-an.
Menurut Jagga, mazhab ini merupakan sintesa dari pendekatan historis-materialis
Marxisme dan Engels dengan wawasan the personal is political dari
kaum feminis radikal,meskipun banyak pendukung mazhab ini kurang puas dengan
analisis Marx dan Engels yang tidak menyapa penindasan dan perbudakan terhadap
wanita
Sebuah
faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak
Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme
sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga
perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas
istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat
tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.
Feminisme
sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini
hendakmengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap
tidak akan berubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus disertai
dengan kritik dominasi atas perempuan. Feminisme sosialis menggunakan analisis
kelas dan gender untuk memahami penindasan perempuan. Ia sepaham dengan
feminisme marxis bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan. Akan
tetapi, aliran feminis sosialis ini juga setuju dengan feminisme radikal yang
menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Kapitalisme dan patriarki adalah
dua kekuatan yang saling mendukung. Seperti dicontohkan oleh Nancy Fraser di
Amerika Serikat keluarga inti dikepalai oleh laki-laki dan ekonomi resmi
dikepalai oleh negara karena peran warga negara dan pekerja adalah peran
maskulin, sedangkan peran sebagai konsumen dan pengasuh anak adalah peran
feminin. Agenda perjuangan untuk memeranginya adalah menghapuskan kapitalisme
dan sistem patriarki. Dalam konteks Indonesia, analisis ini bermanfaat untuk
melihat problem-problem kemiskinan yang menjadi beban perempuan.
Feminis marxis
Aliran
ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme. Asumsinya
sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi.
Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini—status
perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (private property).
Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah
menjadi keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk
exchange dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial.
Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property. Sistem produksi
yang berorientasi pada keuntungan mengakibatkan terbentuknya kelas dalam
masyarakat—borjuis dan proletar. Jika kapitalisme tumbang maka struktur masyarakat
dapat diperbaiki dan penindasan terhadap perempuan dihapus.
Kaum
Feminis Marxis, menganggap bahwa negara bersifat kapitalis yakni menganggap
bahwa negara bukan hanya sekadar institusi tetapi juga perwujudan dari
interaksi atau hubungan sosial. Kaum Marxis berpendapat bahwa negara memiliki
kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun disisi lain, negara bersifat
kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja.
Feminis Postkolonial
Dasar pandangan ini berakar di penolakan universalitas
pengalaman perempuan. Pengalaman perempuan yang hidup di negara dunia ketiga
(koloni/bekas koloni) berbeda dengan prempuan berlatar belakang dunia pertama.
Perempuan dunia ketiga menanggung beban penindasan lebih berat karena selain mengalami
pendindasan berbasis gender, mereka juga mengalami penindasan antar bangsa,
suku, ras, dan agama. Dimensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme
poskolonial yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik, pengetahuan,
nilai-nilai, cara pandang, maupun mentalitas masyarakat. Beverley Lindsay dalam
bukunya Comparative Perspectives on Third World Women: The Impact of Race, Sex,
and Class menyatakan, “hubungan ketergantungan yang didasarkan atas ras, jenis
kelamin, dan kelas sedang dikekalkan oleh institusi-institusi ekonomi, sosial,
dan pendidikan.”
Teologi Feminisme dan
Pengaruhnya terhadap perempuan
Teologi
berasal dari kata teo dan logos. Teo berarti
Tuhan sedangkan logosberarti pemikiran. Jadi, teologi berarti
pemikiran tentang Tuhan; agama. Feminisme berarti gerakan perempuan (yang
katanya) membela hak-haknya. Jadi, teologi feminisme berarti asas-asas doktrin
agama atas gerakan perempuan. Teologi feminisme ini punya banyak macam, sesuai
banyaknya agama yang memiliki gerakan perempuan. Tapi, pada pembahasan kali
ini, saya tak akan membahas semua macam itu. Sebab keterbatasan waktu dan
kemampuan. Saya hanya akan membahas teologi feminisme dalam Islam.
Jadi,
teologi femenisme merupakan dasar pemikiran para intelektual maupun aktivis
feminis untuk memperjuangkan ideologi mereka. Mereka melakukan reinterpretasi
kitab suci mereka (sesuai agamanya masing-masing), jika interpretasi mainstream mereka
anggap tak sesuai dengan pemikiran mereka. Tak lain dan tak bukan tujuan mereka
adalah menarik massa sebanyak-banyknya. Tapi sayangnya di Indonesia harapan
mereka bukan malah direspon tapi malah dibenci.
.
0 komentar:
Posting Komentar