KELOMPOK SOSIAL
Kelompok Sosial Menurut Para Ahli
Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
Menurut
George Homans
Kelompok
adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki
perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan
timbal balik.
Klasifikasi Kelompok Sosial
Klasifikasi Menurut Cara Terbentuknya
a. Kelompok semu, yaitu: kelompok
yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
- Tidak direncanakan
- Tidak terorganisir
- Tidak ada interaksi secara terus meneru
- Tidak ada kesadaran berkelompok
- Kehadirannya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi
tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
- Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
a. Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang
mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
b. Inconvenient Causal Crowds adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu
sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh :
orang antri tiket kereta api.
c. Panic Causal Crowds adalah kerumunan
yang terjadi karena suasana panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan
menyelamatkan diri dari bahaya.
d. Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang
yang terbentuk karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan
penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
e. Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah,
contoh : aksi demo.
f. Immoral low less crowds adalah
kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman
keras
2. Massa
Contoh : mendatangi gedung DPR
dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
3. Publik
Publik adalah sebagai
kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan
massa, perbedaannya publik
kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada
perhatian yang disatukan oleh alat-alat
komunikasi, seperti : radio, tv, surat
kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
b. Kelompok Nyata, mempunyai
beberapa ciri khusus sekalipun
mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata
mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
- Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu
kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan
sosial dan kesadaran
jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah
kecamatan.
2. Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki
kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan
tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan
tidak terlihat dalam organisasi.
3. Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering
menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok
sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal,
pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki
anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus.
Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan
sebagainya.
4. Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah
kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1. direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi terus menerus
4. ada kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan
Klasifikasi Menurut Erat Longgarnya Ikatan Antar Anggota
a. Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang
anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan
kekal.
Ferdinand Thonies membagi
menajdi 3 bagian :
1. Gemeinschaff by blood: Paguyuban
karena adanya ikatan darah.
Contoh : kerabat, klien
2. Gemeinschaft of place: Paguyuban
karena tempat tinggal berdekatan.
Contoh : RT, RW, Padukuhan,
Pedesaan
3. Gemeinschaft of mind: Paguyuban
karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh : kelompok pengajian,
kelompok mahzab (Sekte)
b. Gesselschaft / patembayan
Merupakan ikatan lahir yang
bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan
sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang,
organisasi dalam sebuah pabrik.
Klasifikasi Menurut Kualitas
Hubungan Antar Anggota
a. Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang
hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh :
keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b. Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya
bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah,
PGRI
Klasifikasi Menurut Pencapaian
Tujuan
a. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang
memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur
hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga
pendidikan
b. Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang
terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan
pengalaman yang sama. Contoh : anggota OSIS
Klasifikasi Menurut Sudut Pandang Individu
Klasifikasi
Kelompok Sosial Berdasarkan Sudut Pandang Individu Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering mengidentifikasikan diri kita sebagai anggota dari kelompok A dan
mengidentifikasikan orang lain sebagai kelompok B dimana kita tidak termasuk
dalam keanggotaannya. Pengidentifikasian ini bisa berdasarkan pekerjaan, jenis
kelamin, sekolah, agama, ataupun organisasi formal. Berdasarkan fakta inilah
W.G Summer membedakan kelompok sosial menjadi dua macam, yaitu in group
(kelompok dalam) dan out group (kelompok luar).
1. In Group. Adalah kelompok dimana seorang
individu mengidentifikasikan dirinya atau merasa menjadi anggota dari kelompok
tersebut.
2.
Out Group. Yaitu kelompok yang berada diluar keanggotaan seorang individu atau kebalikan dari in group.
Pendorong Timbulnya Kelompok
Sosial
Dalam melakukan sesuatu manusia
biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga dengan dorongan
yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai apa yang
diinginkannya.
Pada proses pembentukan
kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia
untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun
dorongan tersebut antara lain :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau
bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung
manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan
hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi
dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan
manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.
b. Dorongan untuk meneruskan keturunan
Tidak dapat dipungkiri bahwa
semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan
keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya
masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini
dapat tercapai
c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja
Di era modern seperti sekarang
ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan
memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok
sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada
kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang
dihasilkan akan dapat maksimal.
Faktor Pembentuk Kelompok
Sosial
Bergabung dengan sebuah
kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara
kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada
juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan
pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1. Kedekatan
a. Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh tingkat kedekatan,
atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok
tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di
sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas
individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis
antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan
bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
b. Kedekatan geografis daerah asal
Ketika seseorang merantau ke
suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama- sama merantau dan berasal dari
daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula
belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.
2. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial
tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara
anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud
adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.
Kesamaan kesamaan yang dimaksud
antara lain:
a. Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama
adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi
mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b. Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang
terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya adalah untuk
menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling
berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali
persaudaraan agar tidak terputus.
c. Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/
pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk
meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.
Ciri-ciri Kelompok Sosial
1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat
dibedakan dari kesatuan manusia yang lain. Suatu kelompok sosial akan dapat
dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan
informal.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap
anggotanya memiliki status dan peran tertentu. Setiap anggota dalam kelompok
sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara tertulis atau
secaratidak tertulis
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di
antara hubungan para anggotanya.
Dalam hubungan antar anggota
dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik
sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
4. Memiliki kepentingan bersama
Kelompok sosial terbentuk
pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah kesamaan
kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat
diusahakan secarabersama-sama.
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara
para anggotanya.
Kelompok sosial dapat lahir,
tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan
interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing
individu dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan bersama dalam
kelompok sosial.
0 komentar:
Posting Komentar